Jumat, 31 Juli 2015

What I Think About Hijab!

Hallo guys, what do you think about hijab?
And this is my opinion...
Menurutku hijab itu bukan soal kesiapan hati atau diri untuk mengenakannya, tapi itu adalah kewajiban khususnya para kaum muslimah.




Mengapa hijab adalah kewajiban para muslimah untuk mengenakannya? Karena hijab itu memiliki dalil tersendiri, yakni :
Q.S Al-Ahzab ayat 59 : " Wahai Nabi, katakanlah pada istri-istri, anak-anak perempuan, dan istri-istri orang mukmin, ' Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. ' Yang demikian itu supaya mereka mudah di kenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.

Nah, jelas kan kalau hijab itu adalah sebuah kewajiban untuk para muslimah. Hijab juga adalah identitas diri muslimah, jadi jangan ragu untuk mengenakannya.



Banyak yang berkata : " Aku takut, kalau aku berhijab aku jelek, rezeki ku berkurang, ... "
Hhmm menurutku itu salah, Allah telah mengatur rezeki, jodoh, dan kematian manusia berbeda. Allah telah menentukan apa yang baik bagi kita, tinggal kitanya aja yang memilih baik atau buruknya.
Di sini, saya tidak memaksa kalian untuk berhijab, tapi saya hanya memberikan apa yang sudah ada tapi mungkin kalian belum tau. Itu hak kalian kalau memang belum siap untuk berhijab. Tapi, apa salahnya jika kita mencoba dengan proses yang perlahan.

Kalian mau tau apa hukuman untuk tidak berhijab?
Rasulullah saw bersabda:
"Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram."




Di jaman yang modern ini, kita sudah mulai di pengaruhi budaya modern. Naaah, oleh karena itu, kini telah hadir mode hijab modern yang banyak di gandrungi para kaum muslimah di Indonesia. Dengan trend hijab modern ini, banyak juga loh wanita yang sebelumnya tidak menggunakan hijab jadi berhijab, waaah keren..
Seiring berjalannya waktu, kini trend semakin berubah, saat ini trend hijab di Indonesia adalah hijab syar'i. Ayooo ngaku siapa yang punya hijab syar'i?



Banyak yang bilang kalau para hijabers itu norak karena style hijabnya itu itu aja, nah oleh karena itu banyak designer yang berlomba-lomba membuat trend hijab, katanya sih biar hijab ga di bilang stylenya norak. Tapi itu bagus loh, menurutku.
Hijab itu ga norak kok, menurutku orang yang berhijab masih bisa melakukan kegiatan yang sama dengan orang yang tidak berhijab kok, asal mereka masih berada di jalan syariat sebagai muslimah yang berhijab. Karena hijab adalah identitas mereka.




Tapi kadang aku suka sedih kalau lihat orang yang sudah berhijab tiba-tiba harus di lepas karena tuntutan profesi, naudzubillah..
Padahal orang yang berhijab memiliki hak yang sama. Mereka boleh memiliki pekerjaan.


Kalau saya sendiri memang sudah berhijab sejak saya kelas 1 SD, tapi itu hanya di sekolah, dulu kalau saya keluar rumah saya ga berhijab. Ketika saya di kelas 4 saya sadar, kalau hijab itu penting dan saya berpikir kalau saya harus berhijab. Memangnya saya mau menunggu sampai rambut saya putih dulu baru berhijab? Itu ga mungkin bagi saya.
Dan alhamdulillah, sampai saat ini saya masih mengenakan hijab. Dan kalau ga pakai hijab rasanya tuh saya ga punya pelindung kepala, kepala saya rasanya botak. Aneh banget, seperti ada yang kurang, nah itu adalah efek kebiasaan berhijab.

Untuk yang sudah berhijab, pertahankan ya hijabnya kalian cantik. Kalau yang belum berhijab kalian juga cantik kok, tapi ayo coba berhijab, perlahan saja, tapi pasti. Berhijab itu mengasyikan loh, hijab ga bikin gerah kok. Cobain deh sehari aja, pasti ketagihan hehehe..
Untuk yang sudah mantap untuk berhijab, pertahankan niatnya, percaya pada Allah semua akan baik-baik saja.

Naaah.. Ini pendapatku tentang hijab, bagaimana pendapatmu tentang hijab?

Senin, 27 Juli 2015

Microphone's Dream

Setiap orang pasti punya imajinasi, mimpi, hobi, cita-cita dan harapan. Begitu juga denganku, gadis remaja yang masih mencari jati diri sesungguhnya, galau dalam hal apa pun mungkin sudah biasa.
Ada satu hal yang entah itu bisa di bilang mimpi, hobi, atau cita-cita. Intinya aku tak bisa lepas dari hal ini dalam keseharian ku.



YOU CAN SEE IT!!



Aku sangat menyukai kegiatan tersebut, tapi aku rasa aku tak memiliki bakat untuk menyanyi. Oleh karena itu semangat menghafal lirik lagu pun mulai pudar, karena aku tau suaraku tak merdu bahkan bisa di bilang seperti kaleng yang di adu.

Jujur, aku tak suka lagu berbau bahasa Inggris, karena bagiku sulit untuk menghafalnya, tak heran kalau aku sering menyanyi lagu Indonesia. Aku bisa di bilang baru suka lagu berbahasa Inggris semenjak kehadiran Fatin di panggung hiburan musik.
Yaaa, aku bisa di bilang sangat mengagumi Fatin, anak muda yang memiliki bakat bernyanyi dan sukses mendapatkan platinum karena khas dari suaranya.


Fatin, hhhmm.. Lagunya dalam album For You aku hafal semua lagunya. Aku tau, kalau kita sedang ada di toilet tuh ga boleh nyanyi, tapi.. Hahaha... Mama dan Ayahku sudah tak asing mendengar suaraku yang selalu menyanyikan lagu Fatin.



Menurutku kehadiran Fatin sangat baik untuk memotivasi para anak muda, khususnya para wanita muslim. Fatin membuktikan bahwa wanita berhijab mampu melakukan apa yang dia cita-citakan atau dia inginkan.
Karena Fatin, semangatku untuk menekuni bidang tarik suara, ya meski cuma latihan vocal di kamar mandi siiiiih.....
Pasti setiap orang punya mimpi, itu adalah manusiawi.


Aku pernah bermimpi bahwa suatu saat aku bisa menjadi seperti Fatin, aku pernah berkhayal tinggi untuk bisa menjadi orang yang di kenal masyarakat dengan segala kebaikan prestasi. Aku ingin menjadi bintang, tapi aku juga ingin menjadi matahari. Aku ingin terkenal bukan karena ingin banyak fans, yang banyak followersnya di twitter atau instagram, atau di mintain foto bareng. NO!


Aku ini hanya manusia biasa, yang pasti tak sempurna dan selalu merasa kurang.
Tapi, apa pun itu aku boleh merencanakannya tapi aku tak tau untuk jalan ceritanya nanti, semua Allah yang mengatur jalan hidupku ini. Aku hanya menyukai hal ini, selagi hal positif akan terus aku lakukan. Sampai pada akhirnya aku tak memiliki suara yang sumbang lagi.


Life without music, would be a mistake " - Friedrich Nietzsche
" Musik adalah interaksi. Dengan siapa kita berkarya dan untuk siapa kita berkarya " - Chrisye

Selasa, 23 Juni 2015

Dear, 21

Dear, twenty one..
Hallo, apa kabar kamu? Semoga kamu selalu sehat.
Aku bahagia melihat kamu bahagia, meski senyummu adalah air mataku. Aku bahagia pernah mengenalmu, pernah memilikimu, dan berbagi cerita denganmu. Kamu yang kini bukan milikku lagi, kini telah berbahagia karena orang lain.
Jujur, hati ini masih sedikit terguncang melihat "status jejaring sosialmu" tentang seseorang. Tapi, aku ini siapa? Hanya seorang gadis yang gagal move on. 
Perasaan ini seakan melayang, tak ada rasa dan harapan. Mungkin kalau aku bernyanyi saat ini, lagu yang tepat untuk perasaan ini adalah "Butiran Debu".
Hihihi.... Aku terlalu bodoh, sangat bodoh untuk tidak rela melepasmu pergi. Aku ini kan hanya seorang gadis yang sebenarnya tak pernah ada di hatimu. 
Terasa, betapa sesaknya hati ini. Rasanya ingin menangis, tapi...... Aku sangat bodoh untuk menangisi orang yang sama sekali tidak mempedulikanku.
Aku gagal untuk move on, ya itu benar. Aku gagal move on dari cinta pertamaku, aku sedih, aku terpuruk, seakan tak ada energi yang membuatku kuat untuk bertahan.
Dear, twenty one.
Apakah kamu ingat tentang kita dulu? Ku rasa tidak, karena kau telah menemukan tambatan hatimu. Sedangkan aku? Aku masih berharap kedatanganmu kembali. Itu hal bodoh bukan?
Banyak yang berkata tentang ku soal perasaan hatiku, mereka semua mengatakan satu kata yang sama "BODOH".
Mungkin, ya mungkin, masih ada orang diluar sana yang menungguku. Tapi aku masih saja menunggumu. 
Mencoba memikirkanmu, memperhatikanmu dari jauh meski kau tak mempedulikanku. Apakah itu hal yang normal?
Memang benar sebuah kutipan dari LOVE IS BLIND, aku buta akan cinta yang sejatinya tak pernah berpihak padaku.
Aku sendiri bingung, mengapa, mengapa, dan mengapa aku terlalu menyayangimu. Aku rasa, aku tidak normal.
Entah apa yang ku rasa saat ini, hati ini sangat sakit dan sedih. Perih, rasa ini sangat perih untuk aku rasakan. 
Harus bagaimana aku menghapus semua ini? 
Aku bagaikan tak tau arah tujuan, aku merasa aku jatuh ke dalam samudera yang sangat gelap, dan terombang-ambing diperasaan yang tak jelas karena harapan yang terus menipu.
Aku hanya selalu medoakan yang terbaik untukmu, bagiku melihatmu bahagia saja sudah cukup, meskipun itu menyangkut perasaan.
Semoga kau bahagia dengan pilihanmu, dan semoga aku mampu menghapus perasaan ini padamu. 
LOVE IS YOU, AND LOVE NEVER MAKE SAD..

Jumat, 19 Juni 2015

When I love You, SASTRA!

Sastra (Sansekerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās-yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahan untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
  • Novel
  • Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
  • Syair
  • Pantun
  • Drama
  • Lukisan/kaligrafi
Sumber : Wikipedia

Yap, sastra, aku suka sekali dengan sastra. Awal suka sastra itu sejak SD kelas 5
Dari beberapa point di atas nyaris semua aku coba buat, kecuali novel yang saat ini aku sedang usaha untuk membuatnya.
Dari point di atas, awalnya aku itu suka dengan puisi. Ya, awal suka puisi itu karena terinspirasi dengan seorang gadis Aceh yang membuat puisi untuk ibunya yang menjadi korban Tsunami pada tahun 2004 lalu. Dari situ, aku merasa kalau puisi itu keren dan penuh tantangan. Karena saat pembacaan puisi intonasi suara sangat diperlukan. Saat itu aku hanya coba-coba membuat satu bait puisi dengan bekal "sok tau dan percaya diri", dan sampai akhirnya jadilah empat bait dan saat itu bertema guru, aku pun membacanya dengan lantang. Dan, ternyata tetanggaku mengatakan kalau itu sangat bagus. Percaya atau tidak, aku hanya bisa tersenyum.
Setelah puisi, saat kelas 6 SD aku mendapat tawaran untuk memainkan peran untuk drama, dalam rangka perpisahan kelas 6 angkatanku. Wah.. Betapa bahagianya, kesempatan itu hadir dan menjadi milikku. Aku memerankannya dengan senang hati dan santai, ternyata saat itu pula pembimbingku memintaku untuk membuat puisi, karena dia tau kalau aku bisa membuat puisi (walau sebenarnya masih belum bisa, tapi demi perpisahan aku usahakan). Tiba saatnya aku berperan di atas panggung dan, di akhir penampilan kami (para pemain) berkumpul dan bernyanyi tanda perpisahan, saat itu pula aku membaca hasil karyaku sendiri dengan air mata yang tak henti mengalir. Seakan aku terhanyut oleh karyaku sendiri, entahlah, aku tak mengerti soal itu.
Banyak yang bilang, aku berhasil akan karya puisi ku, karena puisi juga aku mendapat kesempatan kembali mewakili kelas dan sekolah saat aku duduk di kelas 9. Percaya atau tidak, aku mendapat nomor hoki (no.1) di perlombaan tersebut dengan bekal percaya diri, aku lakukan sepenuh hati meskipun, pelatihku bilang penampilanku sangat buruk. Tapi aku tak putus asa, ini kesempatan pertamaku yang hadir, aku tak ingin membuangnya. Hingga saatnya pengumuman, juri mengatakan aku mendapat juara 3 mewakili sekolahku, woow.. pencapaian yang sangat fantastik. Pertama kali ikut lomba individu di bidang puisi, dan ternyata aku mendapat juara 3.
Puisi, ya puisi, puisi itu bagaikan diaryku. Puisi sudah mendarah daging di tubuhku. Aku sangat menyukai puisi. Karena puisi juga, bahasaku manjadi lebih puitis. Tak heran, jika aku sedang menasihatai atau berbicara pada temanku aku selalu disebut, motivator. (dari mana nyambungnya coba?)
Kaligrafi, aku pernah membuatnya. Karena saat di kelas 7 aku mengikuti ekskul kaligrafi, tak heran kalau aku mampu membuatnya. Hehehe..
Cerpen, nah.. Inilah tantanganku yang berikutnya, saat kelas 10 aku mulai jenuh dengan puisi dan akhirnya aku memutuskan iuntuk membuat cerpen. Sampai saat ini, aku masih sibuk dengan cerpen. Tentang apapun itu, aku terus erusaha mengeluarkan karyaku dari imajinasiku yang begitu kuat.

Ku harap, semua karyaku ini menjadi berkembang. Aku ingin menjadi orang sukses dan terkenal karena hasil karyaku sendiri. Hanya dua mimpiku saat ini, memperkenalkan karyaku di hadapan publik, dan aku mampu membuat buku (apapun itu bentuknya)

Just For Childhood

Hallo, masa kecilku.. Apa kabar?
Ih.. AKu rindu kalian sahabat kecilku... Oh, I miss you so much.
Andaikan kalian masih ada disini, di sisiku.
Aji, Fira, Ita, Upi, Nanda, Padol, dll. Kalian masih ingat ga apa yang sering kita lakukan dulu? Hehehe.. Aneh, tapi hal itu tak bisa di dapat anak-anak masa kini. Dulu kita suka keluar ya kalau malam minggu, kita main galah asin, benteng, karet, badminton, main sepeda keliling kampung, dll.
Aku kangen itu, apa lagi kalau kita main rumah-rumahan. Aku yang selalu jadi mama, hehehe tuanya aku ya. Kita suka main barbie, main masak-masakan, hihi lucu ya..
Sekarang, kita sudah dengan kesibukan masing-masing, dan kalian yang sudah jauh disana, di luar kota Jakarta.
Teman-teman aku kangen sama kamu.....
Kamu main dong ke rumahku, nanti kita ulang masa itu lagi, yaa, meski un itu TIDAK AKAN MUNGKIN TERJADI LAGI.
Aku masih punya loh, foto kita jaman dulu, mungkin nanti ya aku postnya hehe..
Di post yang ada dulu ya guys.. 
Aku (Rani/Raniah) & Adikku (Ghina)

Belakang : Melan, Fira, Ita, Rani
Depan : Nanda, Ghina, Upi 

Tuh, aku tuh punya foto jadul kita, ada di album foto yang sampai saat ini masih tersimpan rapi.
Aku bahagia deh bisa jadi bagian anak kecil jaman dulu, aku bisa melakukan apa pun yang aku suka, bahagia dengan petualangan kecil yang sangat berkesan, tidak seperti anak kecil jaman sekarang.
Dulu, kita tuh nakal banget, ingat  ga kalau malam takbiran, apa yang kita lakukan? Di bawah komandanku, kalian ku perintahkan membawa kaleng biskuit dan sumpit, lalu kalian harus mengetok kaleng itu sambil bertakbir. Seru bukan?
Dulu, kita pernah aneh banget deh mainannya, masih ingat, kita pernah bertingkah seperti orang gila? Masih ingat, gara-gara kita main korek, rumah ita nyaris kebakaran, gara-gar masukin korek api yang belum mati ke tong sampah. Wah.. Itu lucu banget kalau flashback.
Kita kalau malam minggu itu ga pernah lupa untuk bawa raket, kita main badminton di depan rumah "enci & kokoh"
Nah, foto di atas, boneka dora. Gara-gara aku dan Ghina beli boneka yang lagi jamannya dora, kalian semua ikut beli boneka dora. Dulu, kalau diantara kita ada yang punya barang baru, pasti harus punya semua. Duuuh.. Jadi sedihkan ingat itu semua. Masih banyak lagi cerita tentang kita, kita yang dulu masih lugu. Sekarang kita tumbuh menjadi remaja, yang sudah malu dengan hal-hal yang berbau kekanak-kanakan.
Aku hanya bisa beharap dan terus berharap, kalau masa itu bisa terulang lagi. Mungkin bukan kita yang mengulangnya lagi, tapi, keturunan kita kelak.

AKU RINDU KALIAN dan MASA KECIL KITA

Who Are You?

Peristiwa itu mengingatkanku akan seseorang. Seseorang yang dulu pernah aku kagumi.
Tunggu, sepertinya aku pernah melihat dia di sebuah tempat yang tak asing bagiku, tapi.. siapa dia?
Tatapan mata yang tajam, senyum yang manis, wajah yang imut, gaya yang bisa dibilang agak sok cool.
Aku seperti pernah melihat dia, tapi siapa dia? Ah.. Tak peduli ku dengannya..
"Hai, kau apa kabar?", berhentilah jantung ini karenanya aku merasa aneh, melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki dan kembali ke ujung kepalanya. Aku tak mengenal siapa dia, tapi aku seperti pernah bertemu dengan dia.
Oh ya, memori ini seakan flashback dengan wajahnya yang tak asing. Wait.. Wait.. Wait.. Tunggu, biar aku ingat.
Dia, dia, dia, ya.. Benar, dia itu musuhku saat aku duduk di bangku TK. Eh.. Tapi kenapa dia..?
Kok dia bisa kenal ya? Sok baik gini? Sok kenal gini? Sok deket gini? Padahal kan 12 tahun yang lalu kita berpisah dan baru kali ini bertemu lagi.
Hahaha.. Geli rasanya perut ini jika aku mengingatnya di masa lalu yang penuh tingkah konyol.
Mungkin dulu kita sering bertengkar, tapi kalau saat ini masih seperti itu, sepertinya aku dan dia sangat cocok untuk kembali ke bangku TK.
Banyak perubahan darinya, dulu.. Dia yang sangat kurus, dengan kulit yang gelap. Tapi sekarang, subhanallah.. Mungkin banyak gadis remaja yang menggandrunginya. Yap, dia.. Dia musuhku sekaligus sahabat di masa TK dulu.
Aku tak pernah menyangka kalau dia berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan, hingga aku tak bisa mengenal dirinya.
Aku malu, penampilanku masih biasa saja, gadis yang tak bisa make up, pantas saja kalau dia mengenaliku. Aku kalah saing dengannya..
You, now you've become more handsome, I love you, yes, your appearance.
Untuk pandangan pertamaku melihat perubahan penampilanmu yang sangat berubah drastis.
Kau, yang mampu mengalihkanku dari ingatan masa laluku bersamamu.

Kamis, 18 Juni 2015

Sedetik Kenangan

Sejak kejadian itu, aku tak jumpa denganmu lagi. Tapi, pada saatnya aku berjumpa denganmu, dengan kondisi yang berbeda dan waktu yang berselisih jauh. Aku melihat kenangan itu kembali, berada di antara jarum jam yang terus berputar, aku terus bertanya dalam hatiku, " apa kabar kau kenangan? lama ku rindu, lama tak berbincang, rinduku padamu kini telah pecah ketika kau memberiku sepatah kalimat. "
Hai, apakah kau lupa akan aku? aku yang dulu pernah ada di hati dan harimu. Aah.. Sepertinya itu tidak, mungkin kau dulu hanya memainkanku, aku rasa dulu kau tak mencintaiku aku hanya merasa bahwa dulu itu hanya status palsu. Jujur, sampai detik ini pun aku tak mampu melupakanmu, bahkan aku belum mampu membuka pintu hatiku untuk orang lain.
Cinta pertama, apakah itu alasanku tak mampu melupakanmu? Itu mungkin hanya alasan klasik.
Mantan terindah, kalau kau mantan terindah, mengapa kau tega padaku?
Entah setia atau terlalu bodoh, aku sampai saat ini masih belum mampu melupakanmu. Mungkin banyak yang menungguku di luar sana, tapi aku tak sadar karena aku terlalu sibuk untuk selalu memerhatikanmu.
Aku bingung, mengapa ini terjadi padaku? Cinta, cinta tak seharusnya seperti ini. Aku telah buta, buta akan dirimu. Aku tak tahu, apa yang harus aku lakukan.
Berapa lama aku harus seperti ini, seperti orang gila yang terus bertingkah aneh karena satu hal.
Aku rindu? Tentu
Aku masih sayang? Tentu
Tapi, aku rasa itu tak akan pernah ada artinya.
Sedetik aku mampu melepas rindu..
Sedetik aku mampu mengingat masa lalu bersamamu..
Sedetik aku terpaku karenamu..
Sedetik aku membisu karenamu..
Sedetik aku lupa akan dirimu yang bukan milikku lagi..
Sedetik kenangan itu hadir di hadapanku lagi..
Aku hanya ingin berhubungan  baik denganmu, tanpa permasalahan yang ada. Tapi, aku rasa itu tak mungkin, tak mungkin bunga cinta yang aku miliki kembali mekar, sedangkan kau hanya menganggapku tak ada dan hanya sebatas status palsumu saja.
Sedetik saja aku mampu mengingatmu..
Sedetik saja hatiku mampu luluh karena senyummu..
Sedetik saja mulutku membisu karena ucapanmu..
Cinta, cinta itu hanya sebuah kenangan untukku dan tak pernah ada untukmu.
Sedetik kengangan hanya mampu membuatku gagal untuk melupakanmu.